Latest Posts

Selasa, 22 April 2014

JUSTRU TAK AKAN ADA YANG BERSIMPATI


Apa elu tega, ama tuhan yang gak pake baju
(dingin donk, awas ah masuk angin)
Apa elu tega, ama tuhan yang cuma pake kolor
(gak malu tuh, kaya orang gila donk?)
Apa elu bener bener tega ama tuhan yang nempel di salib?
udah gak pake baju cuma pake kolor kaya di film film porno
(emang muka bokep, Elu lagi yang masih percaya mikir donk mikir Lu kan udah gede Bleguk sia)



Pernah dengar lirik lagu diatas? Saya rasa hampir semua pembaca pernah mendengar lagu ini. Lagu yang mulai akrab dengan telinga kita beberapa tahun belakangan ini. Lagu yang isinya mencacimaki dan melecehkan agama lain. Yang menjadi pertanyaan disini bolehkah kita umat Islam menyanyikan lagu ini atau melakukan hal-hal yang serupa dengan ini?
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS: Al-An’am 108)

Asbabun Nuzul Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum  Muslimin pada waktu itu suka mencaci maki berhala kaum kafir,  sehingga kaum kafir pun mencaci maki Allah. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai larangan mencaci maki apa-apa yang disembah oleh orang kafir.
Ibnu Abbas RA berkata,”Orang-orang kafir Quraisy pernah berkata kepada Abu Thalib, “Kamu melarang Muhammad dan para sahabatnya memaki Tuhan-Tuhan kami dan menghinanya atau kami akan balik memaki Tuhannya dan menghina-Nya.””
Sungguh ayat diatas adalah benar adanya. Jika anda tidak percaya maka silahkan anda kunjungi website, blog atau bahkan sekedar group-group disosial media yang membahas tentang perbandingan agama. Maka disana akan anda dapati orang-orang yang kurang ilmu saling mencaci tentang Sesembahan orang-orang kafir sehingga orang-arang kafir berbalik memaki Allah.
Bagi kita yang dulu atau mungkin sampai saat ini masih hobi mencaci sesembahan-sesembahan agama lain. Maka renungkanlah sejenak tentang tujuan tindakan itu. Apakah mengingatkan? Maka saya jawab tidak ada seorang pun di dunia ini yang senang diingatkan dengan cacian. Apakah untuk dakwah? Maka saya jawab tidak aka nada satu manusia pun yang akan bersimpati dengan cara dicaci.
Maka marilah hari ini kita iringi niat baik kita dengan cara yang baik. Dan sebaik-baiknya cara berdakwah adalah cara yang dicontohkan Rasulullah SAW
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahnat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab : 21)
"Maka, disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS Ali Imran 159).

Wallahu’alam

Penulis : 
Kader Baru IMM Saintek UM 
Husni Hardiansyah 
Teknik Sipil 2013

Senin, 30 Desember 2013

BANGGA MENJADI MUSLIM

Hidupku Terarah karena Islam 

Muslim…? 

Menjadi Muslim…? 

Banggakah kamu…? 

Alasannya…? 

Sangat bangga, ya sangat bangga sebagai seorang Muslim. Sungguh banyak alasan-alasannya. Islam itu AMAZING and PERFECT. Kenapa? Saya akan mencoba sedikit mengulasnya di sini.

Bismillahirrahmaanirrahiim… 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 

Alhamdulillah, saya terlahir di keluarga yang beragama Islam. Saya bangga dengan agama saya karena sungguh hanya agama inilah yang diridhoi oleh Allah, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
 
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran :19) 

Para sahabat Rasulullah dulu pun bangga dengan agama Islam, bahkan mereka rela mengorbankan harta dan nyawa demi kepentingan Islam. Mereka hidup hanya untuk berjuang di jalan Allah. Suatu ketika Salman Al-Farisi ditanya, ”Keturunan siapa kamu ?” Salman yang membanggakan keislamannya, tidak mengatakan dirinya keturunan Persia, tapi ia mengatakan dengan lantang, ”Saya putera Islam.” inilah sebabnya Rasulullah SAW mendeklarasikan bahwa, ”Salman adalah bagian dari keluarga kami, bagian dari keluarga Muhammad SAW.” 

Kita harus bangga karena kita adalah Muslim. Kita dibimbing Nabi Muhammad dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yakni agama Islam. Dulu, ketika masih zaman jahilliyah, kehidupan seperti tak ada tujuan. Kebodohan merajalela, kejahatan selalu mengintai, kebebasan pendapat seakan-akan terkekang. Hingga akhirnya datang utusan Allah bagaikan cahaya kemenangan, membawa petunjuk serta menebar kasih sayang untuk semua makhluk Allah. Islam telah datang, ia adalah rahmat bagi seluruh alam. Alhamdulillah…

Karena Islam merupakan satu satunya Agama yang diridhoi-Nya, maka jika ada umat manusia yang lebih memilih mencari agama lain selain Islam, ia sungguh merugikan dirinya sendiri, sebagaimana firman Allah :

Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran : 85) 

Maka, bersyukurlah kita yang telah beragama Islam. Sungguh luar biasa jika seseorang benar-benar memahami apa yang harus dilakukannya ketika menjadi seorang Muslim. Segala kekurangan yang dimiliki tak akan pernah membuatnya untuk mengeluh bahkan putus asa. Adanya musibah yang menimpa di dunia pasti bisa dihadapi dengan kesabaran. Mereka yang memiliki keimanan kuat kepada Allah pasti akan terus bersyukur.

Bangga menjadi seorang Muslim adalah suatu sikap positif untuk memajukan kondisi umat Islam pada zaman sekarang. Kecintaan terhadap Islam akan senantiasa melandaskan semua kecintaan itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Seseorang akan berhati-hati dengan apa yang akan mereka kerjakan. Apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Begitu sempurna Islam mengatur semua permasalahan umat. Firman Allah dalam QS. Al-Maidah : 3 yang artinya : 

“…Pada hari ini, telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhoi Islam itu menjadi agama bagimu…” 

Islam membawa banyak manfa’at bagi seluruh umat manusia. Satu-satunya agama yang benar, bukan paling benar ataupun lebih benar. Karena bila ada kata paling, lebih atau yang lain maka akan menimbulkan adanya istilah agama yang benar sekali, sangat benar, dan sebagainya. “Benar” itulah kata yang tepat untuk sebuah agama yang terbukti kebenarannya, yakni Islam. 

Sebagai orang Muslim, kita tentunya bangga mempunyai Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT. Dia yang bisa mengatur semua kehidupan ini. Tidak ada yang impossible, hanya dengan “kun fayakuun (jadilah, maka jadilah)” maka apa yang menjadi kehendak-Nya akan terjadi untuk siapa saja tanpa terkecuali. Kapan saja dan di mana saja semua bisa berubah bila Allah telah menetapkan sesuatu. 

Kemudian, Allah juga menurunkan kitab yang suci, kitab umat Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya mengandung makna penting bagi seluruh kehidupan umat manusia yaitu Al- Qur’an. Al - Qur’an merupakan kitab penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya (Zabur, Taurat, dan Injil). Mukjizat terindah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan isinya kepada seluruh umat manusia. Bertujuan membimbing manusia menuju jalan yang benar dan tempat yang indah (surga). Di sinilah, semua tujuan hidup umat manusia tertulis, yaitu hanya untuk menyembah Allah (QS. Adz-Dzaariyaat : 56). 

Di samping itu, masalah agama, kehidupan sosial, IPTEK, dan sebagainya juga tercantum dalam Al-Qur’an. Bahkan, penemuan-penemuan para ilmuwan semakin terbukti kebenarannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an, misalnya: Adanya pergantian siang dan malam, sholat itu menyehatkan badan kita, dan sebagainya. Subhanallah…begitu luar biasa kitabullah untuk umat Islam ini. 

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain...” (Al-Maidah : 48) 

Jangan mudah tergoda oleh kenikmatan hidup di dunia. Dunia hanya akan menguasaimu dan mengendalikanmu jika kalian terlalu mencintainya. Padahal, kehidupan di dunia tidak abadi. Dan Allah telah menjanjikan kenikmatan dan kekuasaan kepada orang-orang yang benar-benar beriman. Kenikmatan itu bisa di dunia maupun akhirat. Sungguh beruntungnya jika ada orang Islam yang bisa menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat. 

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (QS. An-Nuur : 55)

Harus bangga sebagai Muslim. Ada beberapa penjelasan tentang keistimewaan agama Islam, yaitu :
  1. Islam adalah ajaran Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusia hingga akhir hayat. Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang membawa agama perdamaian dan sebagai penutup para nabi (nabi akhir zaman). Allah SWT berfirman: “Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’ : 28)
  2. Agama Islam datang untuk memecahkan semua permasalahan umat, baik hal beribadah, muamalah, interaksi sosial, dan sebagainya. Mengatur bagaimana hubungan seseorang baik hablumminnallah (hubungan dengan Allah) maupun hablumminannaas (hubungan dengan manusia).
  3. Islam memiliki Kitabullah Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang bersifat kekal dan abadi sampai hari kiamat. Jutaan kitab Al-Qur’an yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan ada dari masa ke masa adalah duplikasi tanpa penambahan dan pengurangan dari Al-Qur’an yang diterima oleh para sahabat Nabi Muhammad di Makkah dan Madinah saat beliau masih hidup dan mendapatkan wahyu dari langit. Inilah satu-satunya kitab yang dijanjikan oleh Allah untuk dipelihara dan dijaga seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami pulalah yang akan menjaganya.” (QS. Al-Hijr : 9)
  4. Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam datang membawa kebahagiaan untuk seluruh alam. Dengan mengenal Islam, seseorang akan menjadi lebih baik dan hidupnya semakin terarah. Islam merupakan rahmatan lil ‘aalamiin. Banyak sekali perlindungan, misalnya pada kaum perempuan, mereka dijaga dengan perintah menutup auratnya bahkan ketika menjadi seorang Ibu diberi keistimewaan bahwa surga berada di bawah telapak kakinya. Subhanallah… 
Sedikit kisah nyata… 

Berhubung saya adalah seorang siswa kelas 3 SMA yang hingga saat ini masih menunggu berita kelulusan Ujian Nasional, saya akan sedikit bercerita mengenai indahnya memaknai agama Islam dengan mengangkat topik yang berjudul “Di mana Letak Sebuah Kejujuran?”. Pemerintah menginginkan pelaksanaan Ujian Nasional dapat berjalan secara jujur. Dengan dibuatnya lebih dari 20 paket jenis soal yang berbeda bertujuan meminimalisir kecilnya kecurangan. Namun, tak bisa dipungkiri lagi, persentase dari sebuah kecurangan pasti masih ada. Dan saya merasakan jumlah kecurangan lebih banyak dibandingkan dengan kejujuran. Memprihatinkan… 

Remaja zaman sekarang semakin terpengaruh dengan budaya orang barat. Kebebasan, kemenangan, dan kekuasaan bisa didapat melalui cara apa pun itu. Tak peduli halal ataukah haram, diperbolehkan agama ataukah dilarang, dan kebaikan ataukah keburukan. Semuanya bisa ditepis untuk memperoleh sebuah nilai Ujian Nasional yang memuaskan. Padahal, jika seseorang memiliki keimanan yang kuat, ia akan selalu berhati-hati dalam mengambil setiap langkah di kehidupannya. Katanya, jujur di zaman sekarang itu membuat hancur? Kata siapa? Bukankah yang curang yang semakin hancur. Awalnya memang terlihat indah ketika semua kecurangan itu tertutup, namun bukankah lama-kelamaan kebenaran dan kejujuran itu akan terungkap bila Allah sudah menghendakinya? 

Wahai orang Islam…sadarlah. Jangan mau ditipu daya dengan kenikmatan dunia yang sementara ini. Bukankah hidup itu bukan akhir dari segalanya. Kita masih akan bertemu dengan alam akhirat kelak di mana tangan, kaki, dan anggota badan kita akan bersaksi masing-masing tentang apa yang dilakukannya selama di dunia. Alhamdulillah, dengan mengingat Allah dan cintanya kepada Islam membuat beberapa siswa masih mau bertahan di dalam kejujuran. Awalnya memang takut, takut dengan ketidaklulusan, takut dengan nilai jelek, dan takut menjadi orang yang dianggap sok pintar karena tidak mau bekerja sama dalam tukar kunci jawaban. Namun akhirnya, semua rasa takut itu bisa dihancurkan dengan mengingat bagaimana ajaran Islam ini menyuruh kita untuk jujur.

Jujur adalah salah satu sikap Rasulullah yang patut dicontoh karena Rasulullah pun adalah pemilik suri tauladan yang paling baik. Ujian Nasional yang hanya berlangsung 4 hari bisa menimbulkan dosa yang apabila para siswanya memilih untuk berbuat curang. Kecurangan tersebut dapat berdampak negatif bagi para pelakunya. Kalau memang hasil dari kecurangan itu mendapat nilai Ujian Nasional yang bagus, bisa jadi dampak negatifnya nanti ketika tes masuk perguruan tinggi atau ketika masa kuliah, bahkan bisa terjadi ketika sudah berkeluarga nanti jika Allah memang menghendaki.

Semoga orang-orang yang berusaha untuk jujur menuai keberhasilan yang baik. Bisa lulus Ujian Nasional dan masuk PTN yang diinginkan. Mereka bisa terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Dan keprihatinan tentang orang-orang curang segera tersadar untuk meninggalkannya. Memang memprihatinkan moral remaja zaman sekarang. Mereka hanya terpacu pada sebuah hasil bukan proses. Padahal, Allah menilai itu dari proses kita. Apakah di jalan yang baik atau sebaliknya?

Jika dibiarkan terus-menerus seperti ini, mau jadi apa negara kita. Berita korupsi, kasus suap dan kemiskinan semakin merajalela. Hanya dengan Islamlah, kehidupan ini bisa membaik. Islam mampu mengarahkan kehidupan kita menuju hidup yang bermakna dan hidup untuk mempersiapkan kematian. Mari saling mengingatkan kepada sesama untuk memaknai adanya Islam sebagai darah daging kita, untuk bangga sebagai Muslim, untuk memajukan kejayaan Islam, dan untuk hidup ke arah yang lebih baik. Sungguh, hanya dengan ISLAM hidup kita TERARAH…! Lantas, masih adakah alasan yang membuatmu tidak bangga sebagai seorang Muslim…??? 

Syukron katsiiron… ^_^ 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 

*Penulis kader baru IMM Saintek UM 2013 | Mila Indriani | FMIPA- Kimia - S1Pendidikan Kimia 2013

Kamis, 26 Desember 2013

SEPERTI BURUNG HU-HUD

Pernahkah pembaca terbangun dipagi hari lalu mendengar seekor burung berkisah tentang ini? Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Sabasuatu berita penting yang diyakini.Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (QS An-Naml 22-24) Tahukah kisah apa yang dibahas pada ayat diatas? Yup, itu adalah kisah burung Hud-Hud yang sedang berdialog dengan Nabi Sulaiman AS. Dia mengabarkan kepada sang Nabi tentang keadaan suatu kaum penyembah matahari yang dipimpin oleh seorang wanita yaitu Ratu Balqis. Hingga hal itu menjadi penyebab (atas kehendak Allah) sampainya cahaya pada kaum penyembah matahari tersebut.

Maka bolehlah hari ini bangsa burung berbangga dengan prestasi yang pernah diraih oleh pendahulunya. Dan bisa jadi kicauan-kicauan merdu burung saat pagi datang berisikan tentang kisah burung Hud-Hud pendahulu mereka. Mungkin burung-burung bisa berkisah dengan sebangsanya. Dan kita tak pernah tahu makna dari tiap kicauan mereka. Yang kita tahu hanya seberapa merdu kicauan itu terdengar. Meski kita tak pernah mendengar kisah itu langsung dari bangsa burung namun pada akhirnya kisah itu sampai juga pada kita bangsa manusia. Jutru Allah SWT yang langsung mengisahkanya kepada kita melalui mushaf al-Qur’an. Allah memilihnya sebagai salah satu kisah yang akan dibaca dan dikaji oleh umat islam sepanjang zaman. Kisah yang burung Hud-Hud sendiri tak pernah memamerkanya didepan manusia. Dan disinilah mutiara hikmah yang amat indah itu sepatutnya dapat kita ambil.

Seperti halnya burung Hud-Hud, kita tak perlu memperdengarkan amal-amal baik kita didepan manusia. Sebaliknya kita harus ikhlas, karena jika amal-amal kita itu mengandung hikmah bagi umat manusia maka Allah sendirilah yang akan mengabarkanya dengan cara-Nya. Dan dikabarkan lewat lisan Rasul-Nya yang mulia tentang kebencian Allah terhadap orang yang memperdengarkan amalnya “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Barangsiapa memperdengarkan (amalannya) (mencari popularitas) niscaya Allah memperdengarkan (menyiarkan aibnya) dengannya dan barangsiapa memperlihatkan (amalannya) niscaya Allah memperlihatkan riya’nya.(Shahih Muslim 2986-47)” Hingga Ibnul Qayyim mempuat perumpamaan dalam Al Fawaid mengatakan, “Tidak mungkin dalam hati seseorang menyatu antara ikhlas dan mengharap pujian serta tamak pada sanjungan manusia kecuali bagaikan air dan api. ”Seperti kita ketahui bahwa air dan api tidak mungkin saling bersatu, bahkan keduanya pasti akan saling membinasakan.Demikianlah ikhlas dan pujian, sama sekali tidak akan menyatu. Mengharapkan pujian dari manusia dalam amalan pertanda tidak ikhlas.Maka beruntunglah orang-orang yang tak bisa mengabarkan amal baiknya kepada orang lain, hingga Allah sendiri yang mengabarkanya kepada umat manusia. Maka beruntunglah manusia yang mempunyai hati yang tak pernah mengharap pujian dari umat manusia. seperti burung Hud-Hud.

*Penulis kader baru 2013 IMM Saintek UM | Husni Hardiansyah | Fakultas Teknik - Teknik Sipil – D3 Teknik Sipil 2013

WAJAH BEKAS SUJUD

Ditengah kesunyian malam ada seseorang yang bergegas mensucikan diri dengan berwudhu, tak lama kemudian mulailah ia menggelar sajadah. Dia buka sepertiga malam itu dengan takbiratulihram. Dia baca satu persatu ayat dengan tersendu-sendu ia menangis seolah dia mengerti arti ayat yang ia baca, gerakan demi gerakan sholat ia hayati dengan sepenuh hati sampai pada posisi terdekat antara hamba dan Tuhannya. Lama sekali ia bersujud seakan-akan banyak hal yang ingin ia utarakan kepada Tuhannya. Ucapan salam pada pundak kanan kiri menandakan berakhirnya sholat yang ia kerjakan ia kembali bersujud mohon ampun kepada Tuhannya seraya mengutarakan segala hal yang ada pada hidupnya. Tanpa terasa adzan shubuh pun memanggil ia bergegas menuju masjid untuk berjamaah disana bersama orang-orang yang dapat dikata sebagi pejuang shubuh.

Ada yang berbeda dari dia, dari pesona ketaatannya terpancar dalam rona wajahnya. Rona yang selalu meneduhkan mata yang memandangnya. Terlihat wajah bekas sujud yang membekas dalam bingkai khusuknya dalam tiap lakunya yang penuh ketawadhuan. Entahlah jiwa terasa bahagia ketika memandang wajahnya dan Allah SWT telah menerangkan dalam firman-Nya pada surah Fathayat 29.

سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
 

“..tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud..”

Ayat tersebut bagaikan gayung bersambut dengan wajah teduhnya. Wajah teduh itu terpancar dengan air muka yang menunjukan keindahan iman dan kesucian hati. Lisan yang selalu mengistighfari ucapan sendiri agar Allah ampuni khilaf & 'ujub. Wajah-wajah itu adalah wajah bekas sujud.
 
#ter Untuk kamu yang senantiasa sujud kepada ALLAH SWT

“Berharap kebenaran lahir dari lisan lawan bicara agar bertambah ilmu" & "Mengistighfari ucapan sendiri agar Allah ampuni khilaf & 'ujub."
 
By : Dewi Rizka Fithriyah
(Penulis ketua umum IMM Saintek UM 2013-2014 | Dewi Rizka Fithriyah | Pend TI UM’11)



Selasa, 24 Desember 2013

Senin, 16 Desember 2013

VISI & MISI IMM SAINTEK UM

VISI DAN MISI IMM SAINTEK UM



VISI
Mewujudkan kader ikatan yang unggul secara intelektual melalui penanaman nilai-nilai religi berdasarkan tri kompetensi dasar (religi, intelektual, dan humanis) IMM.
MISI
  1. Mengoptimalkan proses kaderisasi yang efektif dan mengarah pada tri kompetensi dasar IMM
  2. Mengimplementasikan tri kompetensi dasar IMM dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Membangun dan menjaga hubungan yang harmonis dan sinergis dengan pihak internal (ortom-ortom dan IMM komisariat lain) dan eksternal (LSM dan organisasi-organisasi lain) IMM.
  4. Mengoptimalkan eksistensi IMM SAINTEK UM dalam intra kampus.
  5. Meningkatkan pergerakan intelektual kader yang mengarah kepada nilai-nilai religiusitas.
  6. Mengoptimalkan peran IMM sebagai organisasi otonom dalam persyarikatan Muhammadiyah.

Twitter

Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.