Selasa, 22 April 2014

JUSTRU TAK AKAN ADA YANG BERSIMPATI


Apa elu tega, ama tuhan yang gak pake baju
(dingin donk, awas ah masuk angin)
Apa elu tega, ama tuhan yang cuma pake kolor
(gak malu tuh, kaya orang gila donk?)
Apa elu bener bener tega ama tuhan yang nempel di salib?
udah gak pake baju cuma pake kolor kaya di film film porno
(emang muka bokep, Elu lagi yang masih percaya mikir donk mikir Lu kan udah gede Bleguk sia)



Pernah dengar lirik lagu diatas? Saya rasa hampir semua pembaca pernah mendengar lagu ini. Lagu yang mulai akrab dengan telinga kita beberapa tahun belakangan ini. Lagu yang isinya mencacimaki dan melecehkan agama lain. Yang menjadi pertanyaan disini bolehkah kita umat Islam menyanyikan lagu ini atau melakukan hal-hal yang serupa dengan ini?
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS: Al-An’am 108)

Asbabun Nuzul Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum  Muslimin pada waktu itu suka mencaci maki berhala kaum kafir,  sehingga kaum kafir pun mencaci maki Allah. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai larangan mencaci maki apa-apa yang disembah oleh orang kafir.
Ibnu Abbas RA berkata,”Orang-orang kafir Quraisy pernah berkata kepada Abu Thalib, “Kamu melarang Muhammad dan para sahabatnya memaki Tuhan-Tuhan kami dan menghinanya atau kami akan balik memaki Tuhannya dan menghina-Nya.””
Sungguh ayat diatas adalah benar adanya. Jika anda tidak percaya maka silahkan anda kunjungi website, blog atau bahkan sekedar group-group disosial media yang membahas tentang perbandingan agama. Maka disana akan anda dapati orang-orang yang kurang ilmu saling mencaci tentang Sesembahan orang-orang kafir sehingga orang-arang kafir berbalik memaki Allah.
Bagi kita yang dulu atau mungkin sampai saat ini masih hobi mencaci sesembahan-sesembahan agama lain. Maka renungkanlah sejenak tentang tujuan tindakan itu. Apakah mengingatkan? Maka saya jawab tidak ada seorang pun di dunia ini yang senang diingatkan dengan cacian. Apakah untuk dakwah? Maka saya jawab tidak aka nada satu manusia pun yang akan bersimpati dengan cara dicaci.
Maka marilah hari ini kita iringi niat baik kita dengan cara yang baik. Dan sebaik-baiknya cara berdakwah adalah cara yang dicontohkan Rasulullah SAW
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahnat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab : 21)
"Maka, disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS Ali Imran 159).

Wallahu’alam

Penulis : 
Kader Baru IMM Saintek UM 
Husni Hardiansyah 
Teknik Sipil 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter

Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.